Kondisi pelaksanaan umrah perdana selepas penutupan pascapandemi pada 3 Oktober lalu. | REUTERS/Yasser Bakhsh

Tajuk

Imbauan OKI

Khusus jamaah dari Indonesia, kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan pun sangat penting.

Ahad (1/11) kemarin, jamaah umrah internasional mulai memasuki Tanah Suci, termasuk jamaah umrah yang diterbangkan dari Indonesia. Ini merupakan tahap lanjutan yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi.

Sebelumnya, Saudi hanya mengizinkan warga dan ekspatriat yang tinggal di negara tersebut untuk menunaikan umrah, dengan jumlah tertentu. Lalu, mereka membuka jamaah dari sejumlah negara tertentu, setelah penutupan pada Februari lalu akibat pandemi Covid-19.

Terkait penyelenggaraan kembali umrah yang mengizinkan jamaah dari luar Saudi, Sekjen Organisasi Kerja sama Islam (OKI), Yousef bin Ahmed Al-Othaimeen, menyatakan selamat. Sebab, umat Islam kembali bisa menunaikan umrah.

 
Diizinkannya kembali umrah oleh Saudi memberikan kelegaan kepada jamaah yang sempat tertunda menuntaskan rindu ke Tanah Suci.
 
 

Dalam pernyataan yang dilansir Saudi Agency Press (SAP), Sabtu (31/10), Othaimeen pun menekankan hal yang sangat penting dan menentukan, yaitu protokol kesehatan. Ia meminta jamaah umrah mematuhi protokol yang ditetapkan Pemerintah Saudi.

Diizinkannya kembali umrah oleh Saudi memberikan kelegaan kepada jamaah yang sempat tertunda menuntaskan rindu ke Tanah Suci. Sebab, sebelumnya muncul ketidakpastian kapan Saudi memberikan lampu hijau bagi jamaah dari luar negeri.

Dalam konteks ini, Othaimeen menyampaikan hal krusial. Selain, menerapkan protokol kesehatan yang ditetapkan pemerintah masing-masing, tentu jamaah harus mematuhi semua ketentuan kesehatan yang diterapkan Pemerintah Saudi.

Baik soal jaga jarak, penggunaan masker, maupun kapasitas Masjidil Haram saat menunaikan umrah, misalnya, harus dipatuhi jamaah. Di sisi lain, perusahaan perjalanan umrah pun mempunyai tanggung jawab atas hal ini.

Mereka berkewajiban dalam mengingatkan jamaahnya untuk mematuhi semua ketentuan kesehatan yang dijalankan Pemerintah Saudi. Jika tidak, dalam artian protokol kesehatan dilanggar, tentu bakal berisiko meningkatkan jumlah kasus Covid-19 dari jamaah umrah.

Dengan demikian, bakal memicu juga peningkatan kasus Covid-19 di Saudi. Jika ini terjadi, berpotensi memicu Saudi untuk menimbang kembali membuka pintu jamaah dari luar negeri, dan umrah pun akan terhenti lagi.

 
Khusus jamaah dari Indonesia, kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan pun sangat penting. 
 
 

Sebab, dasar pertimbangan kebijakan penyelenggaraan haji terbatas dan penundaan umrah tahun ini adalah kasus Covid-19, baik di Saudi maupun dunia. Maka dalam konteks inilah, pentingnya imbauan yang disampaikan sekjen OKI di atas.

Khusus jamaah dari Indonesia, kedisiplinan menjalankan protokol kesehatan pun sangat penting. Jangan sampai, abainya jamaah mengenai protokol kesehatan terkait Covid-19, menimbulkan penambahan kasus positif dan melahirkan klaster baru.

Ini harus menjadi perhatian semua pihak. Jamaah dituntut memiliki kesadaran tinggi soal ini. Jika tidak ada kesadaran dari mereka, siapa lagi yang akan bertanggung jawab? Semua berbalik pada kedisiplinan diri.

Egoisme pribadi dengan mengabaikan protokol kesehatan, tidak hanya berdampak pada diri sendiri, tetapi juga jamaah lain. Perusahaan perjalanan umrah berperan penting untuk selalu mendisiplinkan jamaahnya dalam konteks kesehatan ini terkait Covid-19.

Seandainya kasus Covid-19 bertambah dan umrah kembali ditunda, tentu berdampak buruk kembali secara ekonomi bagi perusahaan perjalanan umrah ini. Maka itu, mereka berkepentingan pula agar umrah tetap berjalan dengan terus mendisiplinkan jamaah soal kesehatan.

Pemerintah tentu juga telah membuat rambu-rambu bagi jamaah umrah pada masa pandemi ini. Maka itu, kesadaran semua pihak akan menentukan keberlanjutan penyelenggaraan umrah ini. Jika semua abai, yang rugi juga semuanya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat