Pengendara motor gede melintas di salah satu jalan di Kota Banda Aceh, Aceh, beberapa waktu lalu. (ilustrasi) | ANTARA FOTO

Kabar Utama

Konvoi Motor Jangan Arogan

Sejumlah kecelakaan dan insiden terkait rombongan konvoi sepeda motor tercatat dalam beberapa tahun belakangan.

 

BUKITTINGGI -- Kejadian pengeroyokan terhadap dua anggota TNI oleh oknum rombongan tur motor besar (moge) di Sumatra Barat menimbulkan sorotan terhadap kerap terjadinya kejadian serupa. Arogansi di jalan raya tersebut dinilai sudah saatnya dihentikan.

"Sebenarnya kegiatan orang-orang rombongan pengendara moge ini sudah sering kali menimbulkan kontra di masyarakat. Karena mereka merasa ada hak istimewa saat berada di jalan," kata Dandim 0304/Agam Letkol Arh Yosip Brozti Dadi kepada Republika, kemarin.

Pernyataan itu diungkapkan Letkol Yosip terkait tindakan arogan dari anggota rombongan moge Harley Davidson Owner Grup (HOG) Siliwangi Bandung yang melakukan penganiayaan terhadap anggota TNI di Kota Bukittinggi pada Jumat (30/10). Korban penganiayaan ini adalah Serda Mistari dan Serda Yusuf, dua anggota intel TNI yang berdinas di Kodim 0304/Agam.

Kasus yang mengindikasikan arogansi pengendara sepeda motor dalam rombongan bukan kali ini saja terjadi. Pada September lalu, kepolisian melakukan penyelidikan terkait rombongan moge yang viral menerobos lampu merah di Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel). Sejumlah kecelakaan dan insiden terkait rombongan konvoi sepeda motor juga tercatat dalam beberapa tahun belakangan.

Menurut Dandim Agam, berdasarkan kesaksian dari anggotanya yang menjadi korban, saat itu korban yang juga mengendarai sepeda motor diminta minggir oleh rombongan mode HOG Siliwangi Bandung. Korban sudah minggir sampai melintas dari bahu jalan. Namun, anggota rombongan moge bagian belakang masih menyuruh minggir hingga terjadi adu mulut yang berujung penganiayaan terhadap korban.

photo
Ribuan anggota Harley Davidson Club Indonesia (HDCI) hadir di kawasan Gedung Sate, Kota Bandung. - (Republika/Edi Yusuf)

HOG Siliwangi Bandung melintasi Kota Bukittinggi dalam rangkaian touring dari Bandung menuju Sabang, Aceh. Video perkelahian ini tersebar dan viral di berbagai media sosial. Dalam video tersebut terlihat ada seseorang yang tergeletak dan kepalanya ditendang salah satu anggota kelompok moge.

Letkol Yosip meminta pelaku pengeroyokan dan penganiayaan yang telah ditetapkan sebagai tersangka diadili sesuai hukum yang berlaku. Menurut dia, tidak ada warga negara di Indonesia ini yang kebal hukum. Ia ingin ada efek jera karena selama ini ada banyak rombongan moge yang bersikap arogan di jalan raya. "Kami minta ini harus diproses dengan adil. Kami tidak ingin hal seperti ini terulang," ujar Letkol Yosip.

Kabid Humas Polda Sumatra Barat Kombes Pol Satake Bayu juga menyatakan, insiden tersebut seharusnya jadi pelajaran bagi seluruh pengendara sepeda motor. Ia menegaskan, siapa pun yang menggunakan jalan, baik klub, komunitas, maupun kelompok lainnya, wajib menghargai pengguna jalan lain dan menaati peraturan. "Hormati pengguna jalan lain dan taati peraturan. Kalau memang lampu merah berhenti," ujar dia, Ahad (1/11).

Sejauh ini kepolisian telah menetapkan empat tersangka dalam insiden pengeroyokan tersebut. Kepala Kepolisian Resor Bukittinggi Ajun Komisaris Besar Dody Prawiranegara mengatakan, dua tersangka baru saja ditetapkan. Dua tersangka itu adalah HS alias A dan JAD alias D. "Tersangka HS alias A memukul korban Mistari sebanyak tiga kali berdasarkan keterangan dari saksi Angga (rombongan HOG) dan dikuatkan dengan video yang kami dapat dari CCTV toko di lokasi," kata Dody kepada Republika, Ahad (1/11). 

 
Hormati pengguna jalan lain dan taati peraturan. Kalau memang lampu merah berhenti.
 
 

Sementara, JAD alias D memukul Mistari dan Yusuf. Dody mengatakan, HS alias A dan JAD alias D kini sudah ditahan di Rumah Tahanan Markas Kepolisian Resor Bukittinggi. Selain HS dan JAD, polisi juga telah menetapkan status tersangka terhadap dua orang lainnya. Dua tersangka itu adalah MS dan B, yang juga berperan dalam pengeroyokan dua anggota TNI. Kasat Reskrim Polres Bukittinggi AKP Chairul Amri Nasution mengatakan, pihaknya juga telah menahan sebanyak 13 unit moge merek Harley Davidson milik anggota klub moge HOG Siliwangi Bandung Chapter. 

"Sementara 13 unit moge dan satu unit Yamaha X-Max kami amankan untuk keperluan pengecekan surat kendaraan motor tersebut dan berkoordinasi dengan kasat lantas," kata Chairul Amri, Sabtu (31/10).

Anggota Komisi I DPR RI Syaifullah Tamliha menyesalkan insiden pengeroyokan yang dilakukan kelompok moge terhadap anggota TNI di Agam. Ia menilai tindakan itu tak bisa ditoleransi. "Tindakan main hakim sendiri, termasuk pengeroyokan dua anggota TNI oleh klub moge di Agam, Sumatra Barat, tidak bisa ditoleransi," kata Tamliha, kemarin.

Tamliha menduga, kemungkinan klub moge Harley-Davidson tersebut berani melakukan tindakan itu karena di tengah adanya dukungan mantan pejabat yang menjadi pembina. Namun, hal tersebut, kata Tamliha, tak bisa jadi alasan untuk tidak dilakukannya tindakan hukum terhadap pelaku. "Tidak ada yang kebal hukum di negeri ini, termasuk oknum purnawirawan TNI yang memiliki empat bintang sekalipun," kata Tamliha.  

Ia menegaskan, Komisi I DPR masih menunggu hasil pemeriksaan Puspom TNI Angkatan Darat terhadap dua orang anggota TNI yang menjadi korban pengeroyokan. Sehingga nantinya ada hasil yang  komprehensif asal mula kejadian tersebut.  

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat