Seorang pekerja supermarket di Yaman menurunkan produk-produk buatan Perancis dari rak di ibukota Yaman, Sanaa, Senin (26/10). | AP/Hani Mohammed

Tajuk

Kecaman Terhadap Macron

Macron harus mendengar suara-suara negara di dunia yang tak setuju dengan sikapnya.

Kecaman terhadap Presiden Prancis Emmanuel Macron meluas. Pemerintah Indonesia ikut menyampaikan kecaman terhadap sikap Macron yang dianggap menghina Islam.

Kementerian Luar Negeri Indonesia kemarin, memanggil Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Oliver Chambard, guna menyampaikan sikap tersebut. Juru Bicara Kemenlu RI, Teuku Faizasyah mengatakan, dalam pertemuan itu, Kementerian Luar Negeri menyatakan kecaman terhadap pernyataan yang disampaikan presiden Prancis.

Sebelumnya, sejumlah negara Arab, Turki, Iran, dan Pakistan sudah lebih dulu mengutuk sikap Macron terhadap Muslim dan Islam. Pemboikotan produk-produk Prancis juga mulai dijalankan di beberapa negara.

Gelombang kecaman terhadap Macron bermula dari pidato pada 2 Oktober lalu. Saat itu, Macron menyatakan, Islam adalah agama yang sedang dalam krisis. Ia juga menekankan, pemerintahannya akan meluncurkan aturan lebih tegas untuk mencegah “separatisme” Islam, termasuk pengawasan masjid dan imam yang lebih ketat untuk mencapai pemahaman “Islam versi Prancis”.

 
Macron harus mendengar suara-suara negara di dunia yang tak setuju dengan sikapnya. Tak ada gunanya menebarkan kebencian dan menimbulkan permusuhan.
 
 

Pidato Macron memunculkan kekhawatiran bagi komunitas Muslim Prancis, yang jumlahnya terbanyak di Eropa. Imigran-imigran lintas generasi di Prancis telah bertahun-tahun mengeluhkan diskriminasi dan rasialisme yang mereka hadapi. Komentar pukul rata Macron ditakutkan memperparah kondisi itu.

Sebelumnya, Majelis Ulama Indonesia (MUI) sudah menyampaikan kecamannya. Kecaman juga datang dari berbagai lembaga ulama terkemuka dunia. Imam Besar al-Azhar, Syekh Ahmad el-Tayeb mengatakan, pernyataan Macron membawa Islam ke pertarungan politik. Sedangkan Dewan Senior Ulama Arab Saudi menyatakan bahwa memfitnah Nabi Muhammad hanya akan memancing para ekstremis. 

Sikap Pemerintah Indonesia, dengan memanggil duta besar Prancis dan menyampaikan kecaman atas sikap Macron, sudah mewakili aspirasi Muslim di Indonesia.  Sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar di Indonesia, tentunya tidak bisa membiarkan agama Islam dihinakan oleh siapa pun. Bukan hanya Islam, pada dasarnya penghinaan terhadap agama apa pun tak bisa ditoleransi.

Kita berharap, pesan keberatan Indonesia atas sikap Macron bisa disampaikan oleh duta besar Prancis.  Macron harus mendengar suara-suara negara di dunia yang tak setuju dengan sikapnya. Tak ada gunanya menebarkan kebencian dan menimbulkan permusuhan.  Jika tidak, Macron dan Prancis akan menanggung akibatnya. Itu sudah terjadi dengan aksi boikot produk Prancis di mana-mana.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat