Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Syafruddin menjelaskan tentang rencana pembangunan museum sirah nabi. | Republika/Putra M. Akbar

Khazanah

Museum Sejarah Nabi Segera Dibangun 

Museum ini akan menjadikan sirah nabi sebagai kunci memelihara koeksistensi kehidupan global

JAKARTA –  Perjanjian pembangunan dan operasional Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam di Indonesia telah ditandatangani di Riyadh, Arab Saudi, Sabtu (24/10). 

Perjanjian ditandatangani oleh Ketua Yayasan Sejarah Nabi Muhammad SAW, Syafruddin, dan Deputi Eksekutif Rabithah Alam Islamiyah (Liga Dunia Islam), Abdul Rahman bin Muhammad Al Mathar. Sementara, Ketua Dewan Pembina Yayasan Sejarah Nabi Muhammad SAW, Jusuf Kalla (JK), dan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Liga Dunia Islam, Syekh Muhammad Abdul Karim Al-Isa, menyaksikan penandatanganan tersebut. 

JK yang juga mantan wakil presiden RI menyampaikan, Islam masuk ke Indonesia melalui jalur dagang yang dilakukan oleh orang-orang Arab. Menurut dia, museum adalah cara Indonesia untuk melihat ke belakang, sehingga menjadi hikmah dan mendapat nilai-nilai yang dapat dipetik untuk kemajuan peradaban manusia di masa depan.

Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) ini menggarisbawahi bahwa di dalam museum nantinya ditampilkan sejarah tentang masuknya Islam ke Indonesia dan perkembangannya. Museum ini sangat penting karena Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk beragama Islam terbesar di dunia. 

"Museum ini akan menampilkan Islam yang moderat, Islam yang mengajarkan kedamaian, toleransi, dan kasih sayang terhadap seluruh umat manusia," kata JK melalui pesan tertulis yang diterma Republika, Ahad (25/10).

Pada kesempatan itu Sekjen Liga Dunia Islam Syekh Muhammad Abdul Karim Al-Isa menegaskan, museum yang akan segera dibangun di Jakarta adalah museum sejarah Rasulullah SAW pertama yang terbesar dan terlengkap setelah museum utama di Madinah al-Munawwarah, Arab Saudi. 

"Museum akan menampilkan seluruh nilai-nilai kehidupan dan visualisasi dari Rasulullah Muhammad SAW, seakan-akan kita melihat dan merasakan langsung pada zamannya," ujar Syekh Al-Isa.

Syekh Al-Isa mengatakan, Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam di Indonesia akan menjadi pusat sejarah Nabi Muhammad SAW dan nabi-nabi lainnya. Museum akan dipenuhi dengan 'At-Tahiyyatu Lillah' nilai-nilai yang mencerminkan keagungan Allah SWT.

"Lebih dari 200 tema karya ilmiah dan ensiklopedia tentang berbagai hal yang berkenaan dengan sejarah dan peradaban Islam akan ditampilkan dengan menggunakan teknologi terkini," ujar dia.

Duta Besar RI untuk Arab Saudi Agus Maftuh Abegabriel dalam kesempatan tersebut kepada tim media menyampaikan, penandatanganan perjanjian kerja sama ini merupakan kemajuan penting dalam hubungan kerja sama bilateral, khususnya melalui second track diplomacy

Sementara itu, hadir secara virtual Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan selaku tuan rumah tempat dibangunnya Museum Internasional Sejarah Nabi dan Peradaban Islam di Indonesia. Anies mengatakan, masyarakat Jakarta dan Indonesia pada umumnya telah siap menyambut museum terbesar di dunia itu. 

Dalam acara penandatanganan kesepakatan itu, hadir Ketua Yayasan Sejarah Nabi Muhammad SAW Syafruddin, Duta Besar RI di Riyadh Agus Maftuh Abegabriel, mantan Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin, Deputi Eksekutif Liga Dunia Islam Syeikh Abdurrahman al-Mator, juga Kepala Kantor Liga Jakarta (mantan duta besar Arab Saudi di Jakarta) Abdurrahman al-Khoyyat.

Selain itu, hadir pula Wakil Ketua Yayasan Wakaf Assalam Makkah al-Mukarramah Abdullah Al-Qorni, Pimpinan Pondok Modern Tazakka dan Sekretaris Yayasan Sejarah Nabi Anizar Masyhadi, Ali Hassan Bahar, serta Direktur Tawaf TV Buyung Wijaya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat