Ilustrasi kegiatan dai yang digerakkan Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia (DDII). | Republika/Thoudy Badai

Khazanah

Dai Muda Dominasi Kepengurusan Baru DDII

Dai muda memiliki keuntungan strategis untuk mengembangkan dakwah masa kini.

JAKARTA -- Adian Husaini telah ditetapkan sebagai pimpinan Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) masa khidmah 2020-2025. Di bawah kepemimpinannya, DDII diisi oleh dai-dai muda yang bersemangat untuk mendakwahkan Islam menggunakan teknologi.

Sebagai ketua umum DDII yang baru, Adian Husaini bertekad menjadikan DDII sebagai lembaga dakwah terbaik di Indonesia. Ia pun mengajak pengurus baru DDII untuk mewujudkannya dengan mengharmonikan dai dari kalangan senior dan kalangan muda.

Dai-dai muda itu mendominasi posisi ketua bidang. Kebanyakan dari mereka merupakan sarjana dakwah lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Dawah (STID) Mohammad Natsir dan doktor-doktor alumni Universitas Ibnu Khaldun, Bogor. 

 "Ini menunjukkan keberhasilan program kaderisasi di lingkungan Dewan Da’wah," ujar Adian dalam siaran pers yang diterima Republika, Senin (19/10). 

Pendakwah muda memiliki beberapa keuntungan strategis bagi perkembangan dakwaah. Di antaranya adalah mereka lebih memahami perkembangan digital. Modal tersebut menjadi kekuatan DDII untuk memperluas dakwahnya secara masif. Mereka bisa menggunakan media sosial dan membuat konten digital yang menginspirasi. Kemudian menyebarluaskan konten tersebut dengan cepat.

Mereka juga memiliki jaringan kerja yang dapat diandalkan. Di antaranya alumni perguruan tinggi dan pesantren yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. SDM semacam ini sangat diperlukan agar dakwah yang dikembangkan dapat menjawab permasalahan masyarakat. Hal ini juga menjadi sarana untuk mengetahui perkembangan wacana keislaman di masyarakat. Perkembangan tersebut akan dikaji dan dijadikan bahan dakwah para kader dakwah di berbagai daerah. 

DDII juga baru saja menggelar Rapat Kerja (Raker) Pengurus Pusat DDII di Gedung Menara Dakwah, Jakarta Pusat pada Sabtu (17/10) sampai Ahad (18/10) lalu.

Raker diikuti antara lain oleh anggota Dewan Pembina Hardi Arifin, M Siddik, dan Saifuddin Bahrum. Sementara, Ketua Pembina, Prof KH Didin Hafidhuddin, berhalangan hadir lantaran sedang sakit. 

Rapat juga diikuti Ketua Dewan Pengawas Bachtiar Bakar, ketua umum dan lima wakilnya, sekretaris umum dan wakilnya, wakil bendahara umum, serta para ketua bidang dan badan otonom.

Pada pembukaan raker, Adian Husaini mempresentasikan peta jalan (roadmap)) bertajuk ‘’Peran Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia dalam Mewujudkan Indonesia Adil dan Makmur 2020-2045’’. Peta jalan itu diperinci dengan capaian-capaian strategis pada setiap lima tahunnya.

Dalam raker tersebut, program-program kerja disusun dengan merujuk pada lima misi atau panduan gerak DDII yaitu mengokohkan akidah, menegakkan syariah, mempererat ukhuwah, menjaga NKRI, dan menggalang solidaritas dunia Islam.

Sementara itu, Sekretaris Umum DDII, Avid Solihin megungkapkan, hingga saat ini DDII yang sudah berusia 53 tahun memiliki perwakilan di 32 provinsi, mengelola 17 kampus dakwah (Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah M Natsir dan 16 Akademi Dakwah Indonesia) dengan sekitar 600 kader dai. 

Selain itu, DDII juga menempatkan ratusan dai yang tersebar di berbagai pelosok Nusantara. "Merekalah yang memakmurkan 700-an masjid yang didirikan Dewan Da’wah dan masjid yang berafiliasi pada lembaga dakwah ini," katanya.

 
Para dai selama ini sudah memakmurkan 700-an masjid yang didirikan Dewan Da’wah dan masjid yang berafiliasi pada lembaga dakwah ini 
AVID SOLIHIN, Sekretaris Umum DDII
 

 

Kiai Didin Hafidhuddin dan Adian Husaini ditetapkan sebagai pimpinan DDII masa khidmah 2020-2025 dalam sebuah rapat pleno yang berlangsung Kantor Pusat DDII, Jakarta Pusat, 22 September lalu. Kiai Didin ditetapkan sebagai ketua pembina menggantikan Prof Dr Ir H A M. Saefuddin, sementara  Adian Husaini sebagai ketua umum menggantikan Ustaz Mohammad Siddik.

Dalam rapat pleno tersebut, Kiai Didin Hafidhuddin sebagai ketua badan pembina terpilih memberi sambutan. Ia menyampaikan rasa terima kasih atas kepercayaan yang diberikan kepadanya. “Memimpin Dewan Da’wah ini sangat berat tetapi merupakan tugas yang sangat mulia, karena meneruskan kepemimpinan Allahuyarham Bapak Mohammad Natsir,” ujar dia.

Sebagai ketua pembina,  Kiai Didin menyatakan akan berusaha semaksimal mungkin untuk memajukan DDII menjadi organisasi dakwah yang kuat, solid, dan menjadi teladan. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat