Komjen (pur) Syafruddin. | Republika/Putra M. Akbar

Khazanah

Syafruddin Raih Gelar Doktor HC dari UIN Bandung

Syafruddin telah berdedikasi bagi bangsa dan negara

JAKARTA – Wakil Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI) Syafruddin meraih gelar doktor kehormatan (honoris causa/HC) dari Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Gunung Djati, Bandung.

Mantan menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Menpan-RB) itu dijadwalkan menerima gelar doktor di bidang ilmu politik hukum hubungan internasional Islam pada Kamis (15/10). Penganugerahan gelar kehormatan tersebut akan disiarkan secara langsung dari Youtube UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, mulai pukul 13.00 WIB.

Rektor UIN Bandung Prof Dr Mahmud mengatakan, ada banyak hal yang menjadi pertimbangan sehingga gelar kehormatan itu layak diberikan kepada Syafruddin. Pertama, Syafruddin telah berdedikasi bagi bangsa dan negara. 

Berbagai jabatan yang pernah diembannya selalu berkaitan dengan pembangunan bangsa Indonesia. Mulai dari kiprahnya di Kepolisian RI, saat menjabat menpan-RB, hingga dalam menjalankan organisasi kemasyarakatan.

"Dalam penyelesaian konflik di beberapa kawasan di Indonesia, Komjen Syafruddin terjun langsung bersama Bapak Jusuf Kalla seperti dalam penyelesaian kasus Poso, Ambon, dan Aceh," ujar Mahmud kepada Republika, Rabu (14/10).

Dalam hal pemikiran dan gagasan, Syafruddin dinilai memiliki kesinambungan dengan visi, misi, dan tagline yang diusung UIN Sunung Djati Bandung. Pada sisi paradigma pengetahuan, lanjut Mahmud, UIN Bandung menggabungkan paradigma teosentris dan antroposentris dalam pengembangan pengetahuan. Hal ini sejalan dengan gagasan Syafruddin yang tidak sepakat dengan hanya mengedepankan paradigma antroposentris dalam teori dan praktik hubungan internasional.

Dari segi keagamaan dan beragama, gagasan Syafruddin juga sejalan dengan program terstruktur UIN Bandung yang mengembangkan moderasi beragama. ‘’Bukan sekadar moderasi ber-Islam, melainkan moderasi beragama, sehingga semua agama sama-sama mengembangkan pemahaman moderat dalam sikap keagamaannya," ucapnya. 

photo
Wakil Ketua Dewan Masjid Indonesia Syafruddin (kanan) bersalaman dengan Pemimpin Redaksi Republika Irfan Junaidi (tengah) usai berkunjung ke Kantor MUI, Jakarta, Jumat (1/11). Kunjungan tersebut untuk membahas kerja sama antara Dewan Masjid Indonesia dengan MUI untuk membangun Museum Nabi Muhammad SAW dan Sejarah Peradaban Islam di Indonesia di Cimanggis, Depok, Jawa Barat - (Republika/Putra M. Akbar)

Selain itu, Mahmud mengungkapkan, Syafruddin juga memiliki kiprah dalam konteks kemasyarakatan tingkat nasional dengan memegang amanah sebagai wakil ketua umum sekaligus ketua harian DMI. 

Moto yang diusung DMI yakni "Memakmurkan Masjid dan Dimakmurkan Masjid" dinilai selaras dengan pandangan UIN Bandung terhadap masjid. "Masjid bagi UIN Bandung bukan hanya sebagai tempat ibadah, ritual, tetapi juga sebagai pusat gerakan ekonomi, keilmuan, dan peradaban," ujar dia. 

Syafruddin juga punya kiprah diplomasi di dunia internasional. Dia memiliki andil besar dalam proses perdamaian dan penyelesaian konflik di banyak negara Muslim. Bahkan, dia berperan besar di organisasi internasional Islam sehingga diamanatkan oleh Liga Dunia Islam untuk memimpin pembangunan museum sejarah Nabi Muhammad SAW dan peradaban Islam. 

Mahmud yakin Syafruddin akan semakin memantapkan kiprahnya, baik di tingkat nasional maupun internasional. 

Sekretaris Jenderal DMI Imam Addaruquthni mengapresiasi penganugerahan gelar doktor kehormatan untuk Syafruddin. Menurut dia, pengabdian Syafruddin sangat tulus di DMI. Ia juga menaruh perhatian pada masalah umat dalam arti luas. Syafruddin juga banyak menghadiri forum umat Islam, bahkan forum kecil pun ia sempatkan untuk hadir.

"Saya kira penganugerahan doktor honoris causa untuk bidang ilmu politik hukum hubungan internasional Islam ini tidak salah, maksudnya (anugerah ini disematkan) pada orang yang benar.’’

photo
Syafruddin mendampingi Jusuf Kalla (tengah) saat menuliskan pesan untuk Tito Karnavian yang mengakhiri masa tugas di Polri tahun lalu. - (ANTARA FOTO)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat