Pasukan TPNPB-OPM berpose di pedalaman Kabupaten Nduga, pertengahan Mei 2020. | Istimewa/TPNPB-OPM

Nusantara

Mahfud: Keberadaan KKSB Semakin Jelas 

Mahfud menyebut penyerangan KKSB terhadap TGPF telah terencana.

JAKARTA -- Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyebut penyerangan terhadap Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) Intan Jaya semakin memperjelas keberadaan kelompok kriminal separatis bersenjata (KKSB) di Papua. Apalagi, pihak KKSB sudah mengeklaim pengadangan dan penembakan tersebut mereka lakukan. 

"Karena begitu peristiwa terjadi, mereka langsung mengumumkan bertanggung jawab. Juru bicaranya langsung," kata Mahfud, di kantornya, Jakarta Pusat, Selasa (13/10).

TGPF Intan Jaya dibentuk untuk mengungkap penembakan dan pembunuhan anggota militer dan warga sipil di Distrik Hitadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua, sepanjang September. Sebanyak empat orang meninggal, yaitu dua anggota TNI, Serka Sahlan dan Pratu Dwi Akbar Utomo, Pendeta Yeremia Zanambani, dan tukang ojek bernama Badawi.

TGPF ingin mengungkap siapa pelaku sebenarnya. Sebab, ada tudingan pembunuhan pendeta dilakukan aparat.

photo
Pendeta Yeremia Zanambi - (Istimewa)

Ia menjelaskan, penyerangan terhadap TGPF di tanjakan Wabogopone, Kampung Mamba, Distrik Sugapa, pada Jumat (9/10) itu telah terencana. Sebab, ada beberapa kejadian sebelum penyerangan itu terjadi.

"Itu memang betul direncanakan. Karena yang saya dengar itu ketika rombongan ini berjalan, ada dua orang perempuan berjalan di tengah jalan itu, memperlambat laju jalannya (rombongan)," kata Mahfud.

Mahfud mengatakan, melihat itu, pengawal rombongan TGPF sempat berteriak ke kedua perempuan itu untuk bergeser dari jalurnya agar rombongan bisa terus melaju. Namun, kedua perempuan itu hanya tersenyum. Tak lama kemudian, kata Mahfud, terdengar suara tembakan pertama dari atas bukit.

"'Jeger, jeger, jeger.' Sesudah tembakan dari atas, perempuannya menghilang lalu ada tembakan dari bawah untuk memberi kesempatan yang di atas itu lari. Jadi itu sudah diatur seperti itu," kata Mahfud.

Kepala Penerangan Komando Gabungan Wilayah Pertahanan III, Kolonel Czi IG Nyoman Suriastawa mengatakan, pengadangan itu terjadi saat rombongan bertolak dari olah tempat kejadian perkara di Hitadipa. Dua orang menjadi korban, yaitu anggota TGPF Intan Jaya sekaligus dosen Universitas Gajah Mada Bambang Purwoko yang mengalami luka tembak di kaki kiri, dan anggota TNI Sertu Faisal Akbar yang terkena tembakan di pinggang. 

Sesaat setelah kejadian, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengaku bertanggung jawab atas serangan yang dilakukan terhadap TGPF Intan Jaya. TPNPB OPM menyatakan menolak tim bentukan pemerintah itu dan meminta tim lain yang mengivestigasi. "Kami minta tim independen yang harus investigasi, yaitu PBB, Komnas HAM, LSM HAM, dan gereja," ujar Juru Bicara TPNPB OPM, Sebby Sambom.

Pulang-pergi

Pada Senin (12/10), Ketua Tim Investigasi Lapangan TGPF Benny Mamoto menyatakan kembali ke Jakarta karena pengumpulan data dan informasi di lapangan telah selesai. Mereka telah melakukan olah TKP dan memintai keterangan 25 saksi. “Kami sudah bekerja secara maksimal, meski dalam kondisi ancaman gangguan keamanan di sana, kami bisa mengejar target dan relatif kami capai," ujar Benny sesaat sebelum bertolak kembali ke Jakarta.

Pada hari yang sama, tim investigasi bentukan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) bertolak ke Intan Jaya. Mereka akan melakukan penyelidikan menyeluruh, tidak saja fokus pada kasus kematian pendeta Yeremia Zanambani. "Kami baru saja sampai di Timika. Semoga lancar karena dinamika masih ada kekerasan yang terjadi," kata Komisioner Komnas HAM Choirul Anam, Senin (12/10). 

Anam mengatakan, Komnas HAM akan melihat kasus ini secara menyeluruh. Komnas HAM, kata Anam, juga sudah berkomunikasi langsung dengan saksi-saksi penting sejak pekan lalu. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat