Ilustrasi jamaah melaksanakan miqat untuk umrah. | DOK HAJJ UMRAH PLANNER

Khazanah

Hotel Sekitar Makkah Bersiap Menyambut Jamaah Umrah

Hotel di Makkah menawarkan harga rendah agar jamaah memanfaatkan pelayanan yang disediakan.

 

Pandemi Covid-19 telah memaksa Kerajaan Arab Saudi untuk menerapkan lockdown pada awal 2020. Saat itu, seluruh warga diharuskan berada di rumah dan mengurangi aktivitas di luar tempat tinggal. Jam malam diberlakukan. Siapa yang melanggar maka akan didenda.

Ketika itu Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah menjadi area tertutup. Biasanya jutaan orang datang ke sana untuk bermunajat dari berbagai Negara. Selama lockdown, area suci itu menjadi sepi. Puluhan petugas bersiaga di sana untuk membersihkan area masjid. Shalat jamaah dan tawaf digelar hanya untuk pengurus pimpinan umum dua masjid suci (arriasah al amah lil masjidil haram wan nabawi).

Namun sejak 4 Oktober situasinya sudah berubah. Dua masjid suci sudah dibuka untuk umum. Warga Saudi dan ekspatriat yang ada di wilayah Kerajaan Arab Saudi dibolehkan melaksanakan umrah dengan persyaratan yang ketat. Sejak itu, area masjid suci menjadi kembali ramai, meski situasinya belum normal seperti sebelum pandemi Covid-19. 

Hotel di sekitar Kota Makkah mulai kembali beroperasi. Meskipun, ada pemotongan harga penginapan terendah yang tercatat di hotel-hotel di Mekah.

Hotel bintang lima dekat Masjidil Haram contohnya, kini hanya dihargai SR 250 hingga SR 700 (Rp 983 ribu - Rp 2,7 juta). Padahal, jika menilik ke belakang, hotel-hotel dengan pemandangan ke Masjidil Haram selalu memiliki harga yang sangat tinggi di setiap tahunnya. Mekah, sebagai kota suci umat Islam, setidaknya memiliki 1.400 hotel. Jumlah itu, mencakup dua pertiga sektor akomodasi di Arab Saudi. 

Lebih jauh, Menteri Haji dan Umrah Dr. Mohammed Saleh Benten dalam kicauannya di akun resmi, menyatakan rasa gembiranya pada hotel-hotel di pusat Mekah yang telah bertahan selama masa pandemi. Dirinya, juga mengungkapkan rasa terima kasih atas penawaran yang dibuat hotel-hotel tersebut guna menarik pengunjung. Namun, dengan tetap menggunakan protokol kesehatan.

Terpisah, ketua komite hotel di Kamar Dagang dan Industri Makkah Abdullah Filali mengatakan, promosi penurunan harga yang diumumkan oleh beberapa hotel adalah cara bertahap untuk merevitalisasi sektor tersebut. Walaupun, dirinya mengakui jika penetapan harga murah hanya awal dari bangkitnya sektor akomodasi.

Dia menegaskan, meski ada penurunan harga, namun itu tidak mencerminkan volume pekerjaan di dalamnya. Utamanya, setelah semua sektor jatuh. “Semua hotel harus menggunakan bantuan negara 'SANED,' untuk menjaga karyawan mereka dan memperbaiki dokumen mereka,” katanya mengutip Arab News, Rabu (7/10).

Sementara itu, salah satu manajer hotel yang menghadap pusat Makkah, Fadel Munqal mengatakan, penurunan harga adalah upaya negara untuk memberi layanan pada umat Islam. “Kerajaan berupaya untuk mencapai tingkat kepastian dan kesiapan tertinggi untuk semua peziarah dari berbagai negara, yang akan dicapai dengan dimulainya tahap ketiga dari rencana tersebut. Ini akan menunjukkan kembalinya sektor akomodasi yang sebenarnya dan memungkinkan para peziarah mengalami pengalaman spiritual dan pariwisata yang terintegrasi, ”kata Munqal.

Kerajaan memang sempat mengorbankan kesejahteraan ekonomi negara dengan membatasi haji dan umrah. Namun, dirinya menilai jika itu adalah langkah mulia untuk melindungi keselamatan peziarah.

Terkait usaha akomodasi, dia menegaskan jika Arab Saudi masih memiliki kemampuan untuk membantu hotel dalam bersaing. Namun, tetap saja dengan menerapkan tindakan pencegahan dan pembatasan jamaah dari seluruh dunia.

Dia menambahkan bahwa Kerajaan mengorbankan kesejahteraan ekonomi dalam langkah untuk melindungi keselamatan haji selama musim haji dan umrah. Munqal mengatakan bahwa Arab Saudi memiliki kemampuan untuk membantu hotel bersaing sesuai dengan tindakan pencegahan dengan kedatangan jamaah dari seluruh dunia, karena Makkah menyediakan situs Islam, selain museum sejarah penting.

Perpustakaan Masjid Agung Makkah telah meluncurkan lebih dari 16 inisiatif untuk mulai menyambut pengunjung. Perpustakaan akan menerima 30 pengunjung per jam di tengah langkah-langkah jarak sosial yang ketat. Perpustakaan meliputi area seluas 1.000 meter persegi dan berisi 30.000 buku dan 5.600 judul.

Berbahagia

Kerajaan Saudi berbahagia dengan penyelenggaraan umrah akhir-akhir ini. Sebab selama itu, area dua masjid suci, tempat pelaksanaan ibadah sunah tersebut steril dari pengidap Covid-19. Jamaah yang masuk ke sana harus mendaftar terlebih dahulu melalui aplikasi //Eatmarna// dan menunjukkan hasil cek kesehatan bebas Covid-19. Karena itu, Saudi memutuskan melanjutkan umrah.

Dilansir dari Asharq Al-Awsat, Rabu (7/10), Kementerian mengumumkan tidak ada infeksi maupun pelanggaran kesehatan yang dilaporkan, pada hari pertama dimulainya kembali umrah di Makkah.

Arab Saudi mengizinkan warga dan penduduknya mulai melakukan umrah dengan kapasitas 30 persen, atau 6.000 jemaah sehari. Izin ibadah umrah akan terbuka untuk Muslim dari luar negeri mulai 1 November.

Wakil Menteri Haji dan Umrah, Dr. Abdulfattah bin Sulaiman Mashat, mengatakan semua pihak berwenang yang terlibat dalam penyelenggaraan umrah, berhasil melaksanakan rencana yang disusun di tengah keadaan luar biasa akibat pandemi.

Nol infeksi yang dilaporkan, ditujukan pada keberhasilan dan upaya pihak terkait dalam menjaga kesehatan dan keamanan jamaah. Langkah-langkah kesehatan ketat yang telah diadopsi sejak jamaah tiba di lima pusat pertemuan, juga menjadi salah satu faktor keberhasilan.

"Kerja sama inilah yang memungkinkan hari pertama umrah berlalu dengan lancar dan tenang," kata dia.

Dengan mengorganisir jamaah di pusat-pusat pertemuan, dinilai memungkinkan penyelenggara melakukan verifikasi izin mereka secara akurat. Tak hanya itu, pihak berwenang dapat melakukan pelacakan selama mereka tinggal di Makkah.

Usai cek kesehatan di titik pertemuan, jamaah dipandu bersama menuju Masjidil Haram. Perjalanan ke Masjid Agung ini didampingi seorang pemandu kesehatan.

Mashat mengatakan lebih dari 200.000 izin umrah telah diproses dan dikeluarkan. Pihak berwenang tidak akan berhenti mengeluarkannya sampai jumlah jamaah yang diizinkan tercapai.

Ibadah umrah rencananya akan diatur kembali ke kapasitas penuh dengan menjalankan tiga tahap bertingkat. Di tahap pertama, akan ada 1.000 jamaah yang melaksanakan ibadah dan akan berjalan hingga 14 hari.

Setelah itu, 15.000 jemaah akan ditampung setiap hari selama dua minggu. Kapasitas operasional Masjidil Haram akan pulih sepenuhnya setelah empat minggu, tergantung penyebaran dan kasus terkonfirmasi.

Juru bicara resmi otoritas kesehatan Makkah, Hamad al-Otaibi, mengatakan jika dugaan infeksi terdeteksi saat jamaah beribadah, maka ia akan segera dirujuk ke pusat kesehatan terdekat dan menjalani tes.

Presidensi Umum untuk urusan Masjidil Haram dan Masjid Nabawi telah mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan untuk melindungi para peziarah.

400 pekerja dikerahkan untuk melakukan disinfeksi Masjidil Haram, 15 menit setelah setiap gelombang jamaah keluar dari tempat. Ini berarti, mereka akan membersihkan daerah tersebut sepuluh kali per hari.

900 liter cairan penyanitasi tangan atau hand sanitizer, 1.000 liter sabun karpet cair, serta 2.5000 liter cairan desinfektan permukaan akan digunakan setiap hari selama fase pertama haji.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat