Warga menunggu giliran untuk menerima bantuan sosial beras di Kantor Desa Majalaya, Karawang, Jawa Barat, Jumat (25/9/). | Muhamad Ibnu Chazar/ANTARA FOTO

Tajuk

Resesi dan Keteladanan

Bila semangat saling membantu menjadi gerakan, bukan mustahil resesi hanya ada dalam kamus ekonomi.

Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia baru mulai pulih tahun depan. Prediksi ini seiring proyeksi mulai membaiknya perekonomian global. Pandemi Covid-19 yang mengglobal menjadikan efek yang berantai.

Virus Covid-19 menyebar ke 215 negara dengan kasus positif menjangkit hingga 33,8 juta orang. Setidaknya 1,013 juta jiwa meninggal karena virus yang hingga kini belum ditemukan penangkalnya.

Efek Covid-19 terhadap warga global ini tak berhenti pada sisi kesehatan, tapi juga berdampak pada aktivitas perekonomian. Kekhawatiran atas penularan virus, membuat masing-masing kawasan memproteksi diri secara sosial.

 
Pembatasan aktivitas warga ini pun berdampak pada perdagangan global. Masing-masing negara mengutamakan kebutuhan dalam negeri.
 
 

Sejumlah negara membatasi akses keluar-masuk. Tak sedikit yang bahkan melakukan karantina. Pembatasan aktivitas warga ini pun berdampak pada perdagangan global. Masing-masing negara mengutamakan kebutuhan dalam negeri.

Di sinilah yang membuat efek Covid-19 ini berasa mondial. Perdagangan yang saling mengunci membuat arus supply and demand berjalan sirkular. Ketahanan ekonomi masing-masing negara terancam rapuh.

Bank Dunia dalam laporannya bertajuk "From Containment to Recovery" menyebutkan, pagebluk Covid-19 telah mengirimkan tiga efek kejut: pandemi itu sendiri, dampak ekonomi akibat pengurungan diri, dan efek berantai resesi global.

Kawasan Asia Pasifik, wilayah virus ini berasal, hingga kini termasuk yang paling sedikit terdampak Covid-19. Proteksi diri yang ketat sukses mengalienasi penyebaran virus, kendati berdampak pada kendurnya aktivitas ekonomi.

Ekonomi kawasan Asia Pasifik diprediksi Bank Dunia hanya tumbuh 0,9 persen pada 2020. Ini terendah sejak 1967. Walakin, Bank Dunia membuat proyeksi lebih cerah bagi pertumbuhan ekonomi pada 2021.

 
Bila tak ada langkah signifikan mengatasi hal ini, konsekuensi pandemi bakal menggerus pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
 
 

Bank Dunia memprediksi tahun ini, ekonomi Asia Pasifik cukup berat karena dampak Covid-19 tak hanya membuat masyarakatnya tetap dalam kemiskinan, tapi juga menciptakan kasta "warga miskin baru".

Tingkat pengangguran yang meroket berdampak pada pendapatan mereka yang anjlok akibat pandemi meluas. Covid-19 berdampak lama pada pertumbuhan inklusif jangka panjang karena menurunnya investasi, pertumbuhan modal manusia, dan produktivitas.

Bila tak ada langkah signifikan mengatasi hal ini, konsekuensi pandemi bakal menggerus pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik. Dalam konteks ini, pertumbuhan ekonomi bergantung pada sejauh mana ikhtiar pengendalian Covid-19.

Pemulihan dan normalisasi ekonomi berkaitan erat dengan upaya penjagaan terhadap protokol kesehatan. Utamanya dalam hal ini adalah penemuan vaksin penangkal virus korona.

Selama vaksin belum ditemukan, gairah beraktivitas warga tentu terbatasi. Kekhawatiran tertular kemudian menjadi pasien yang mesti menyembuhkan diri dengan melakukan karantina, menjadikan produktivitas ekonomi tertahan.

 
Bila semangat saling membantu menjadi gerakan, bukan mustahil resesi hanya ada dalam kamus ekonomi, melainkan tak mewujud dalam kehidupan bermasyarakat kita. 
 
 

Pengendalian wabah kini menjadi kata kunci bagi aktivitas ekonomi. Menggerakkan ekonomi domestik merupakan elan vital. Menggenjot konsumsi rumah tangga adalah kemestian. Gerakan saling memberi, saling berbagi, dan saling membantu bisa disiarkan.

Bila sesama saudara, tetangga sekitar, lingkungan terkecil, hingga skala nasional bisa saling memperhatikan kebutuhan, bermula dari sinilah kekuatan gerakan ini. Perekonomian akan bergeliat, kesehatan warga pun tetap terjaga.

Bila semangat saling membantu menjadi gerakan, bukan mustahil resesi hanya ada dalam kamus ekonomi, melainkan tak mewujud dalam kehidupan bermasyarakat kita. Sesama kita bersaudara, tentu resah bila sesama saudara berada dalam penderitaan.

Sehat masyarakatnya dan pulih ekonominya, bakal menjadi kenyataan pada masa pandemi ini. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat