Ilustrasi jamaah umrah bertawaf pada masa pandemi Covid-19. | EPA/SAUDI MINISTRY OF MEDIA

Khazanah

Tiga Tahapan Normalisasi Umrah di Masa Pandemi Covid-19

pelayanan umrah akan diselenggarakan dengan jumlah jamaah terbatas untuk menghindari penyebaran covid-19.

Kerajaan Arab Saudi berkomitmen untuk kembali membuka umrah untuk umat Islam dari berbagai belahan dunia. Mereka nantinya akan datang ke Tanah Suci Makkah dan Madinah untuk bertawaf, sai, dan tahalul. Juga mengunjungi berbagai situs suci yang ada di sana. 

Komitmen ini merupakan upaya Kerajaan Saudi untuk memenuhi kewajibannya melayani para tamu Allah. Mereka datang ke sana untuk melepas kerinduan kepada Allah dan menapaki jejak para nabi yang pada ribuan tahun lalu mendakwahkan tauhid kepada manusia.

Selain itu, kebijakan yang membuka kembali penyelenggaraan umrah merupakan upaya memenuhi pundi-pundi devisa negara. Berdasarkan Visi Saudi 2030, pada masa yang akan datang Kerajaan Saudi tak lagi mengandalkan pendapatannya dari sumber daya alam. Sumber daya manusia menjadi kunci pembangunan kerajaan pada masa depan. SDM yang berkualitas akan memajukan sektor perhubungan, infrastruktur, dan banyak lagi. Pariwisata, termasuk di dalamnya haji, dan umrah, juga akan menjadi sumber pendapatan negara yang tidak sedikit.

Hal tersebut menjadi cita-cita Raja Salman bin Abdul Aziz sejak dirinya naik tahta menggantikan saudaranya Raja Abdullah bin Abdul Aziz as-Saud yang mangkat pada Januari 2015. Raja Salman kini dibantu anaknya, Mohammad bin Salman selaku putra mahkota.

Namun upaya meraup devisa dari sektor haji dan umrah terkendala pandemi Covid-19. Akibat wabah ini, Saudi terpaksa menutup negaranya selama tujuh bulan. Baru beberapa waktu lalu Negara ini mulai membuka penerbangan internasional. Rencananya, juga akan membuka penyelenggaraan umrah secara bertahap. 

Untuk memaksimalkan pelayanan jamaah umrah, kerajaan meluncurkan aplikasi daring pendaftaran umrah. "Teknologi ini memungkinkan warga, penduduk Arab Saudi dan pengunjung untuk mendaftar dan menentukan waktu dan tanggal tertentu untuk umrah dan menghindari keramaian dan tetap menerapkan protokol kesehatan," kata Menteri Haji Saudi, Muhammad Benten dilansir dari AP News, Selasa (22/9).

Benten menjelaskan, pelayanan umrah akan diselenggarakan dengan jumlah jamaah terbatas untuk menghindari penyebaran virus. Peziarah nantinya akan dipilih setelah mendaftarkan dirinya melalui portal daring. Mereka adalah penduduk atau warga Arab Saudi dan ekspatriat yang berada di kawasan Negara Saudi.

Biasanya Kerajaaan Saudi menerima jamaah haji hingga 2 juta peziarah. Namun pada tahun ini, hanya 1.000 jamaah yang diizinkan berhaji. Mereka diseleksi dan menjalani karantina.

 

 

Kesehatan masyarakat menjadi prioritas utama Kerajaan Arab Saudi

 

MOHAMMAD SALEH BENTEN, Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi
 

Benten menekankan, kesehatan masyarakat menjadi prioritas utama Kerajaan. Kementeriannya sedang mempelajari rencana tiga babak pemulihan haji secara bertahap.

Dilansir dari Arab News pada Selasa (22/9), pada fase pertama, warga negara Saudi dan ekspatriat yang tinggal di Kerajaan diizinkan untuk menunaikan ibadah haji kecil ini. Namun, layanan umrah hanya akan beroperasi dengan kapasitas 40 persen dari kapasitas normal.

Kapasitas jamaah yang menjalankan ibadah akan ditingkatkan menjadi 75 persen pada fase kedua. Selanjutnya, pada fase tiga, Saudi akan memulihkan kapasitas penuh dan peziarah dari luar Kerajaan kembali diizinkan melakukan perjalanan umrah.

Kementerian Haji dan Umrah juga menyebut, selama pelaksanaan tiga fase ini, tindakan pencegahan kesehatan yang ketat akan diberlakukan.

Menteri Benten lantas mengatakan, kementerian mendukung semua orang, baik investor dan pekerja, yang terlibat di sektor ini selama transformasi kelembagaan.  Pihaknya ingin memberdayakan perusahaan umrah dan organisasi terkait, agar menjadi entitas ekonomi yang kuat serta memberikan layanan berkualitas tinggi melalui aplikasi I'tamarna. Aplikasi ini akan memudahkan jamaah untuk merencanakan perjalanannya.

Lebih dari 30 perusahaan lokal dan internasional akan memberikan layanan kepada para peziarah melalui platform elektronik. Platform tersebut memungkinkan penyedia layanan melakukan tindak lanjut yang diperlukan saat melayani jamaah.

photo
Jamaah umrah mendirikan shalat sunah di Masjidil Haram - (EPA/SAUDI MINISTRY OF MEDIA)

Benten juga menambahkan, perusahaan dan lembaga umrah melayani lebih dari 16 juta jamaah dari Kerajaan, wilayah dan seluruh dunia.

Pentingnya registrasi awal umrah ditekankan oleh Menteri Benten. Perusahaan umrah bertanggung jawab melakukan pembelajaran guna mengidentifikasi kebutuhan jamaah, termasuk mereka yang datang melalui negara transit.

"Warga dari 80 negara sekarang dapat mengunjungi Kerajaan untuk Umrah tanpa memerlukan visa dan jumlah ini akan meningkat," ujar Benten.

Wakil Menteri Haji dan Umrah Saudi, Abddulfattah Mashat, mengatakan telah menyelenggarakan forum dengan tajuk “Mengelola Perubahan Kelembagaan dan Transformasi di Sektor Umrah". Tujuan kegiatan ini untuk memperkaya pengalaman jamaah umrah.

Ekonomi haji dan umrah tidak terbatas pada layanan yang diberikan kepada jamaah. Di luar itu, perekonomian juga berputar dan mencakup pilihan layanan dan logistik lainnya.

Kementerian disebut berusaha mengelola transformasi kelembagaan secara efektif, meningkatkan layanan, memperkaya pengalaman dan memperbesar aspek keberlanjutan sektor untuk melayani lebih banyak jamaah.

Pada 2019, Mashat menyebut 5,3 juta warga Saudi, 6,4 juta ekspatriat, 1,2 juta penduduk negara-negara Dewan Kerjasama Teluk (GCC), dan 7,5 juta orang dari belahan dunia lain melakukan umrah.

Ia juga mengatakan, bagi jamaah yang bepergian dari negara lain, sebelumnya harus melalui agen dan perusahaan umrah terdaftar untuk mendapatkan visa dan membuat pengaturan lain. Kementerian sedang mengambil langkah-langkah untuk memperbaiki keseluruhan sistem.

Sebagai bagian dari transformasi sektor yang direncanakan, Mashat mengatakan perusahaan Umrah dapat mengakuisisi perusahaan yang ada dan bergabung dengan mereka atas namanya, atau membentuk entitas baru.

Sehubungan dengan transformasi sektor ini, dia menekankan perlunya bisnis mengubah konsep layanan yang mereka berikan dan mengembangkan model bisnis baru.

Siap memberangkatkan jamaah umrah

photo
Jamaah umrah memanjatkan doa di Masjidil Haram - (EPA/SAUDI MINISTRY OF MEDIA)

Pihak pengelola Bandara Soekarno Hatta sudah siap terkait pelayanan untuk umrah. “Untuk pemberangkatan umrah, kami sendiri dari sisi operator sudah siap untuk melayani traffic dari umrah. Karena sebelumnya juga memang bandara-bandara yang melayani umrah secara sarana dan prasarananya sudah ready mba,” kata VP Corporate Communication Angkasa Pura (AP) II, Yado Yarismano, saat dihubungi pada Senin (21/9).

Pihaknya masih menunggu kebijakan dari pemerintah Arab Saudi untuk membuka kembali pelayanan umrah selama pandemi, menunggu keputusan dari pemerintah Indonesia, dan dari pihak maskapai.

Terkait dengan jalur khusus, pihaknya tidak memberlakukan jalur sendiri untuk umrah. Namun, nantinya akan ada tempat khusus di mana para jamaah dialokasikan untuk menunggu.

“Tapi nanti ada tempat di mana bisa dialokasikan untuk para jamaah menunggu. Kalau untuk terminal khusus, itu masih dikaji oleh manajemen,” ujar dia.

Sementara untuk penanganan penumpang umrah masih sama seperti sebelum pandemi. Sebab, saat ini penerbangan ke Arab Saudi masih ditutup untuk sementara.

Sedangkan penerapan protokol kesehatan di bandara sendiri, masih sama seperti penerbangan lain selama pandemi. Para penumpang wajib mengikuti rapid test dengan hasil non-reaktif dan swab test dengan hasil negatif. Untuk persyaratan lainnya tergantung dari negara tujuan.

“Persyaratannya sama. Jadi kan untuk penerbangan Internasional untuk syarat dan prasyaratnya tergantung dari negara tujuan. Nanti negara tujuan itu mempersyarakatkan misal, harus ada health alert card (HAC) melalui aplikasi e-Hac atau formulir kertas,” tutur dia.

Persyaratan itu harus dilengkapi oleh para penumpang yang akan berangkat, baik para jamaah umrah dan penumpang biasa.

Rep: Meiliza Laveda 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat