Wakil Presiden Maruf Amin menyampaikan keterangan kepada wartawan tentang penanganan COVID-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (23/3/2020). Wapres meminta Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan fatwa terkait jenazah pasien positif virus corona (COVID-19) | ADITYA PRADANA PUTRA/ANTARA

Nasional

Kekhasan Nasionalisme Bangsa Indonesia 

Generasi muda harus menjadikan nasionalisme sebagai dasar menuju kemajuan dan pembangunan.

 

Perjuangan Indonesia mencapai kemerdekaan tak lepas dari nasionalisme. Paham ini digelorakan para pendiri bangsa untuk memotivasi masyarakat Nusantara pada zaman dulu untuk melawan penjajahan. 

Encyclopedia Britannica menjelaskan paham ini sebagai ideologi berbasis pada premis bahwa loyalitas individu sepenuhnya didedikasikan kepada negara yang melebihi kepentingan individu atau kelompok. Nasionalisme mengandung pandangan, perasaan, wawasan, sikap, dan tindakan bangsa yang terjalin karena persamaan sejarah, nasib, dan tanggung jawab untuk hidup bersama secara merdeka dan mandiri. Tentu di dalamnya mengandung tujuan atau maksud perjuangan suatu bangsa dan negara.

Paham ini menjadi gerakan terstruktur. Sepanjang sejarah, jutaan orang terikat dengan tanah airnya, tradisi dan legasi nenek moyang, dan kawasan tempat mereka tumbuh. Pada abad ke-18, nasionalisme mulai menjadi sentimen publik dan mewarnai kehidupan privasi. Ini menjadi warna tersendiri dalam sejarah modern dunia.

Revolusi Amerika dan Prancis merupakan manifestasi nasionalisme yang paling dikenang. Ketika nasionalisme masuk ke Amerika Latin, paham ini menyebar luas pada abad ke-19 ke Eropa tengah. Dari sanalah paham ini menyebar ke Eropa tenggara. Kemudian pada permulaan abad ke-20, nasionalisme berkembang di Asia dan Afrika. 

Nasionalisme bangsa Indonesia dimaksudkan untuk menegakkan ideologi Pancasila, yaitu sila ketuhanan yang mahaesa, kemanusiaan yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan, dan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Berbeda dengan Indonesia, nasionalisme Malaysia mengutamakan kesatuan antara berbagai kaum guna membentuk Negara berdasarkan federalisme.  Nasionalisme Inggris, Amerika dan Prancis bertujuan untuk mencapai kebebasan. Ada kebebasan individu, kebebasan rasional, dan kebebasan publik.

Saat membuka pengenalan kehidupan kampus mahasiswa baru Universitas Islam Nusantara (UNINUS) secara virtual pada Selasa (15/9), Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin mendorong mahasiswa untuk mempertahankan nasionalisme Indonesia.

  

Sekalipun memiliki keunggulan kompetitif secara global kita selayaknya tetap berpijak pada ideologi dan kearifan lokal

 

KH MA'RUF AMIN, Wakil Presiden RI
 

"Saya mengharapkan anda semua dapat mewujudkan semangat nasionalisme kita sebagai bangsa Indonesia, sehingga sekalipun memiliki keunggulan kompetitif secara global kita selayaknya tetap berpijak pada ideologi dan kearifan lokal," ujar Ma'ruf.

Generasi muda saat ini harus memahami arti penting nasionalisme yang mengutamakan kemaslahatan bangsa Indonesia. Hal ini penting karena Negara ini dibangun berdasarkan kemajemukan. Di dalamnya terdapat beragam suku, ras, dan keyakinan yang semuanya menjadi pilar bangsa. Semuanya sama-sama memperjuangkan kemerdekaan Indonesia. Mereka sama-sama berdarah-darah melawan penjajahan sehingga negeri ini bersatu dan berdaulat.

Para pendiri negara Indonesia menjamin dan mengakomodasi kemajemukan tersebut sebagai keniscayaan bangsa ini. “Itulah sebabnya mengapa bentuk negara kita adalah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan semboyan bhineka tunggal ika,” imbuhnya

NKRI adalah sebuah kesepakatan para pendiri bangsa, dengan Pancasila sebagai dasarnya. "Jangan ada yang membawa pikiran-pikiran di luar NKRI, karena NKRI sudah final," ungkapnya.

Kiai Ma’ruf mencontohkan Presiden RI ketiga BJ Habibie (1936-2019) sebagai pemegang teguh nasioanalisme. Meskipun, BJ Habibie sukses di kancah global, namun ia tetap mempertahankan sikap nasionalismenya.

"Bapak Prof Dr BJ Habibie selalu dijuluki otak Jerman tapi berhati Makkah.  Julukan tersebut mengandung arti bahwa otak kita, atau kemampuan kita bersaing di era global ini, tapi hati kita atau jati diri kita tetap harus melekat sesuai dengan identitas dan akhlak sebagai insan Indonesia," ungkapnya.

Karena itulah BJ Habibie, meski sudah hidup mapan dan mengaktualisasikan dirinya di Jerman, tetap mau kembali ke Tanah Air untuk mengabdikan dirinya. Dia mencurahkan segala potensinya untuk membangun bangsa Indonesia.

Melalui penjelasan tersebut, Kiai Ma’ruf mendorong mahasiswa UNINUS untuk memiliki semangat berkompetisi secara global dengan tetap berpijak pada ideologi dan kearifan lokal.

Ia mengatakan, saat ini, pemerintah menempatkan pembangunan SDM unggul sebagai prioritas nasional. Sebab, SDM unggul merupakan kunci untuk memenangkan persaingan global. Namun, kriteria SDM unggul tetap erat kaitannya dengan identitas sebagai warga Indonesia atau nasionalisme. 

photo
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Mahfud MD - (ANTARA FOTO/MOCH ASIM)

Dalam kesempatan terpisah, Menkopolhukam Mahfud MD juga memberikan kuliah umum kepada mahasiswa baru Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo secara daring pada Senin (14/9). Pada kesempatan tersebut, dia menjelaskan, ancaman yang saat ini membayang-bayangi Indonesia, bukan hanya ancaman militer atau fisik, melainkan juga ancaman lain seperti persaingan global, perdagangan bebas, upaya pelemahan Sumber Daya Manusia (SDM), perusakan sosial budaya, destruksi terhadap kemajemukan, munculnya sikap-sikap intoleransi, dan rongrongan terhadap nasionalisme serta derasnya arus informasi. Berbagai ancaman tersebut perlu disikapi secara cermat dan bijaksana oleh generasi milenial.

Oleh sebab itu, Mahfud berpesan agar para mahasiswa baru UNS angkatan 2020 dapat menjadi pemimpin bangsa di masa depan yang bersih, berintegritas, dan anti terhadap korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

"Jika kelak pemerintah dipimpin oleh pemimpin yang korup dan tidak berintegritas, maka akan melunturkan semangat nasionalisme warga negara, yang tentunya juga akan berimbas pada sikap bela negara. Saya berpesan perlu ditanamkan pada diri anda sikap cinta tanah air karena inti dari bela negara adalah mencintai negeri ini," tegasnya.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat