Sejumlah ibu membaca Alquran bersama tajwidnya saat mengikuti pengajian majelis taklim kaum ibu di masjid Istiqlal, Jakarta, Ahad (4/11). Majelis taklim yang digagas oleh Salimah (Persaudaraan Muslimah) ini merupakan tempat belajar Al-Quran serta untuk me | Republika/Mahmud Muhyidin

Khazanah

Pandemi tak Surutkan Ghirah Menghafalkan Alquran

Menghafalkan Alquran menjadi bagian dari upaya memahami dan menjaga kelestarian Kalam Ilahi.

 

Ghirah menghafalkan Alquran tak surut di Kabupaten Solok, Sumatra Barat. Meski Covid-19 semakin mewabah, generasi muda di sana tetap terpacu untuk merekam ayat demi ayat Alquran yang diwahyukan kepada Rasulullah pada 14 abad silam.

Semangat tersebut terlihat jelas dalam program Generasi Muda Islam Nan Tangguh (Gemintang). Program ini menyediakan fasilitas belajar tahfiz secara gratis bagi anak-anak setempat untuk lahir generasi penghafal Quran.

Berawal dari lima orang santri yang hendak belajar mengaji ke rumah. Hingga kini jumlah santri semakin bertambah, bahkan terpaksa belajar dalam keadaan bersempit-sempit. "Alhamdulillah para santri dan masyarakat di sini antusiasme mengikuti kegiatan yang diadakan setiap harinya," kata salah seorang inisiator Gemintang Kabupaten Solok, Rahmi Gusniarti, di Solok, Ahad (13/9).

Lebih dari 50 santri masih belajar mengaji di rumah orang tuanya. Tepatnya di Parak Pisang, Kenagarian Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok. Puluhan santri terpaksa berhimpitan saat belajar mengaji karena belum memiliki mushalla untuk tempat mengaji maupun shalat berjamaah.

Mulut mereka tak berhenti membaca kalam ilahi. Ada yang mulai menghafal surah-surah dalam juz 30. Ada pula yang sudah beranjak ke juz berikutnya. Setiap hari mereka menyetorkan hafalan mereka kepada pembimbing. 

photo
Seorang siswa penyandang disabilitas membaca Alquran saat kegiatan Pesantren Kilat Ramadhan di Panti Sosial Rehabilitasi Penyandang Disabilitas Dinsos Jabar, Kota Cimahi, Selasa (28/4). Pesantren kilat Ramadan yang diikuti oleh sedikitnya 15 siswa penyandang disabilitas tersebut dalam rangka mengisi waktu luang dengan memperdalam ilmu agama dengan membaca Alquran, tahsin dan tahfidz, praktik ibadah dan hafalan doa - (ABDAN SYAKURA/REPUBLIKA)

"Saat ini kami masih memakai salah satu ruangan di rumah orang tua saya untuk belajar. Namun karena anak-anak bertambah banyak, jadi ruangannya semakin sempit," kata dia.

Selain belajar tahfiz Quran, ke depan ia juga berencana membuka taman bacaan masyarakat untuk meningkatkan semangat baca masyarakat setempat. Semangat para santri tersebut, katanya, akhirnya memotivasi Gemintang untuk mendirikan mushalla sendiri yang diberi nama Mushalla Nurul Hasanah.

Ia berharap, tempat itu menjadi pelita kebaikan bagi setiap insan di sekitarnya. Para santri di sana akan menularkan virus kebaikan kepada masyarakat sekitar. Kelak warga di sana akan terpacu untuk mempelajari Alquran, mulai dari belajar membacanya, memahami kandungannya, dan juga menghafalkan Alquran.

"Selain mendirikan mushalla, kami juga ingin membuka sebuah yayasan yang bernama Yayasan Gemintang," kata dia.

Saat ini mushalla masih dalam proses penyelesaian, tetapi terkendala dana."Semoga bantuan segera datang melalui tangan-tangan orang baik yang ingin berinvestasi untuk akhiratnya ke Mushalla Nurul Hasanah, sehingga pembelajaran santri ke depannya lebih lancar dan nyaman," kata dia.

Pendirian Mushalla Nurul Hasanah merupakan gagasan beberapa inisitor lainnya, seperti Bustanil, Anggi, Irwan Saputra, dan Tira Oktafianni. Mereka lebih dahulu menggagas berdirinya Rumah Qur'an Gemintang di Kota Padang.

"Gemintang berawal dari sebuah gerakan dakwah di bidang ekonomi, sosial, dan pendidikan yang sekarang sudah bernaung di bawah yayasan berbadan hukum," kata dia.

Gemintang berpusat di Kota Padang, mulai melebarkan sayap ke kampung halaman dengan harapan dapat membumikan Quran dan mengajak generasi muda khususnya di kampung halaman inisiator.

"Selain membumikan Quran, Gemintang juga ikut menyalurkan donasi dari dermawan untuk anak yatim. Di mana titipan para donatur ini sepenuhnya disalurkan tanpa dikenakan biaya operasional," kata dia.Yayasan itu didirikan bersama beberapa pengusaha muda yang umumnya juga masih berstatus mahasiswa dan organisator.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat