Konser Virtual Marshmello | Youtube

Inovasi

Wajah Baru Dunia Hiburan 

Dunia seni dan hiburan kini makin mengandalkan teknologi agar tetap dapat dinikmati. 

Meski terpengaruh oleh pandemi Covid-19, industri hiburan di berbagai belahan dunia kini mulai bergeliat kembali. Ada yang memilih menyelenggarakan acaranya secara daring, namun ada pula yang tetap menggelar acara tatap muka dengan protokol kesehatan yang ketat dan jumlah peserta terbatas.

Misalnya, Venice International Film Festival yang ke-77. Dalam ajang film bergengsi ini, publik dilarang masuk karpet merah. Sementara, sebagian besar bintang dan film Hollywood tidak hadir, dan masker wajah selalu diperlukan ketika berada di dalam ruangan.

Langkah ketat itu adalah bukti yang diambil Venesia dan wilayah Veneto di sekitarnya untuk menahan laju penyebaran virus korona. Kepala La Biennale Robert Cicutto mengatakan, keputusan untuk mengadakan festival merupakan tanda penting kelahiran kembali Venesia dan industri film.

Cicutto juga mengatakan pengalaman di Lido ini, akan berfungsi sebagai tempat pertemuan budaya di masa depan. “Ini akan menjadi eksperimen atas dasar bagaimana menggelar peristiwa penting di era Covid-19,” kata Cicutto saat mempresentasikan lineup Venice tahun ini, dilansir dari Telegraph, Selasa (8/9).

Festival film yang digelar 2 hingga 12 September mendatang ini, menandai kembalinya Italia ke panggung dunia seni, setelah menjadi negara pertama di Barat yang dihantam Covid-19. Bahkan, pembuatan film Mission: Impossible 7 selama tiga pekan harus ditarik karena pandemi ini.

Kekuatan Streaming

photo
Konser Virtual John Legend - (Youtube)

Sama dengan film, industri musik juga coba bergeliat di tengah terpaan badai pandemi yang melanda. Pemanfaatan tenologi pun menjadi pilihan sebagian besar musikus dunia, untuk tetap dapat berkarya sembari mencegah penularan wabah. 

Salah satu contohnya, adalah streaming langsung “Astronomical” oleh Travis Scott di Fortnite pada April lalu. Acara ini mampu menarik 27 juta pemirsa dan membantu single The Scotts menjadi debut nomor satu.

Salah satu platform virtual gim yang lebih populer, Wave, juga telah bermitra dengan artis seperti Lindsey Stirling, Tinashe dan yang terbaru John Legend untuk pertunjukan yang mirip dengan set Fortnite. Menurut laporan Rolling Stone, pertunjukan Legend menandai pertama kalinya Wave mengambil sponsor perusahaan untuk streaming, yakni dengan People Magazine, Yamaha dan Ad Council.

Pertunjukan Legend pun menarik hampir setengah juta orang yang menonton di YouTube dan Twitter. Konser tersebut merupakan konser paling populer di Wave hingga saat ini. 

Pada Juni lalu, Wave mengumumkan putaran pendanaan 30 juta dolar Amerika Serikat (AS) yang menampilkan Scooter Braun dan Alex Rodriguez sebagai investor. Perusahaan tersebut sebelumnya menjalin kemitraan dengan Warner Music Group dan Roc Nation untuk mendapatkan lebih banyak talenta.

Seperti kebanyakan livestreamer lainnya, Wave berpendapat tempatnya bukan untuk menggantikan konser, namun untuk memberikan pengalaman baru sepenuhnya.

Sementara Wave telah melihat lonjakan penonton  dan minat dari mitra potensial sejak pandemi dimulai, pendiri dan CEO Wave Adam Arrigo mengungkapkan, banyak hal telah menjadi tren sejak sebelum pandemi, karena putaran pendanaan dimulai delapan bulan lalu.

Salah satu tantangan dalam membangun sesuatu yang baru adalah tidak hanya  tidak memiliki siapa pun untuk ditiru, namun selalu mengajukan konsep untuk membuat orang lain memahami nilai sebenarnya. “Tapi setelah putaran pendanaan, semua orang tiba-tiba mendapatkannya. Dengan pembatalan konser ditambah pertunjukan besar di Fortnite, proposisi nilai kami semakin diklarifikasi,” kata Arrigo.

Wave, yang dimulai sebagai perusahaan virtual reality (VR) ‘murni’, bermaksud membawa pengguna ke pemanfaatan headset fisik, sama seperti perangkat Oculus Facebook yang juga sukses membangun konser animasi.

Konser animasi tersebut digamifikasi sehingga tidak memerlukan peralatan (VR). Pengguna yang mengunduh aplikasi Wave di Steam dapat membuat avatar mereka sendiri untuk berinteraksi satu sama lain selama konser.

Langkah selanjutnya adalah memasukkan monetisasi ke dalam platform stream-nya. Seiring dengan lebih banyak sponsor, Wave akan segera mengembangkan acara dengan tiket, pembelian dalam aplikasi, barang dagangan virtual lainnya.

“Kami sebelumnya memikirkan penonton kami dalam kelompok, yaitu pemain gim dan penggemar musik. Dalam empat tahun terakhir sejak kami memulai perusahaan, dengan munculnya gaya hidup gim, anda telah melihat audiens tersebut mulai lebih banyak tumpang tindih,” ujar Arrigo.

Menurutnya, penting bagi Wave untuk mempertimbangkan artis seperti John Legend. Karena pelantun “All of Me” ini bukan artis yang menurut //audiens// akan diterapkan secara khusus untuk pemain gim.

Tetapi, Arrigo mengungkapkan, pengalaman Legend di YouTube memiliki elemen gamifikasi di dalamnya. “Ini tentang menghubungkan artis dengan penggemar dan kami menggunakan teknologi gim untuk melakukannya. Tetapi Anda tidak perlu menjadi pemain Fortnite untuk mengalami pertunjukan Wave,” katanya

Dunia Seni dari Rumah

Seni membantu orang untuk mengatasi saat-saat terberat. Saat Covid-19 dan pembatasan wilayah diberlakukan, masyarakat menghabiskan banyak waktu di rumah, tempat pertunjukan ditutup dan acara dibatalkan. 

Dalam perjalanannya, banyak seniman menanggapi tantangan ini dengan kecerdikan dari pikiran yang sangat kreatif. Ilustrator dan seniman buku anak-anak Amerika Serikat (AS), Carson Ellis memulai klub seni karantina di Instagram. 

Ia pun memberikan tugas harian untuk orang-orang yang terjebak di rumah. Kemudian, salah satu musikus dari Rotterdam Philharmonic Orchestra, menggunakan teknologi untuk merekam penampilan virtual “Ode to Joy” Beethoven dari rumah mereka. 

Para musikus mengungkapkan, mereka sedang menyesuaikan diri dengan kenyataan baru dan harus menemukan solusi untuk saling mendukung. Video mereka pun telah ditonton lebih dari dua juta kali dalam waktu kurang dari dua pekan. 

“Kekuatan kreatif membantu kita, mari berpikir out of the box dan menggunakan inovasi untuk menjaga hubungan kita dan membuatnya bekerja, bersama-sama. Karena jika kita melakukannya bersama, kita akan berhasil,” kata para musikus itu dalam video mereka.

Musikus dan penyanyi lain juga mengadakan konser streaming langsung dari rumah, dengan penonton daring. Situs hiburan Amerika Serikat (AS) Billboard mengumpulkan daftar artis dan band yang melakukan acara live streaming langsung untuk berbagi kegembiraan musik sama masa-masa sulit. 

Selain itu, pemanfaatan teknologi robot pun kini bisa disaksikan di dunia seni dan hiburan. Dilansir dari World Economic Forum.org, salah satu karya yang banyak mendapat sorotan di pameran Symbiotic Seeing oleh Olafur Eliasson di Zurich adalah lengan robotik yang memainkan celo. 

Robot tersebut beraksi memainkan musik menakutkan. Eliasson baru-baru ini membagikan ilustrasi yang ia persembahkan pada teman dan keluarga Italia, serta komunitas yang lebih luas. Gambar tersebut mendorong untuk menggunakan waktu dalam isolasi untuk belajar lebih peduli dan terhubung satu sama lain. 

Makin Terbiasa Virtual

Perlahan tapi pasti, tren menikmati hiburan kini mulai semakin banyak diterima. Beberapa perusahaan VR, seperti VrRoom yang berbasis di Prancis, kini juga lebih fokus pada ruang konser yang digerakkan oleh avatar. 

CEO VrRoom Louis Cacciuttolo mengatakan, perusahaannya kini sedang mengerjakan pertunjukan opera virtual dan festival musim elektronik di seluruh Eropa dan telah menanyakan tentang penggunaan platform tersebut.

Senada, MelodyVR juga tak mau ketinggalan menghadirkan visual dunia nyata daripada animasi pada penonton melalui kamera 360 derajat. Sebelum pandemi melanda, MelodyVR telah menayangkan versi VR dari pertunjukan langsung artis.

CEO MelodyVR, Anthony Matchett mengatakan, sebelum pandemi melanda, MelodyVR telah menayangkan versi VR dari pertunjukan langsung artis. 

MelodyVR juga telah mengadakan konser 10 kali lebih banyak di saat pandemi dibandingkan dengan kerangka waktu yang sama. tahun lalu. Tren ini juga bersamaan dengan peningkatan 1.000 persen dalam unduhan aplikasi sejak pandemi dimulai.

Melody memang menggratiskan konsernya di masa pandemi, tetapi Matchett mengatakan perusahaan kemungkinan akan mengembalikan paywall saat pandemi berlanjut. Konser ini menggunakan ruang pertunjukan yang terisolasi di Los Angeles dan London agar para seniman melakukan pertunjukan berproduksi tinggi. 

“Kami ingin artis memiliki acara produksi penuh di atas panggung, jadi bukan hanya pertunjukan lain dari sofa seseorang. Seperti semua konten yang kami buat, saat ini penting untuk memberikan sesuatu yang premium,” kata Matchett.

 
“Ini tentang menghubungkan artis dengan penggemar dan kami menggunakan teknologi gim untuk melakukannya. 
Adam Arrigo, CEO Wave
 
 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat